Mengenal Hysterosalpingography untuk Tingkatkan Peluang Kehamilan
CahayaPerdana.com - Salah satu keutamaan wanita adalah dikaruniai kemuliaan oleh Allah swt sebagai ibu yang mengandung dan melahirkan anak-anaknya. Wanita dalam tubuhnya memiliki rahim, tempat berlindung janin hingga lahir ke dunia. Rahim merupakan organ reproduksi wanita yang sangat penting dalam proses memiliki keturunan. Wanita yang telah menikah dan pasangannya tentu sangat ingin memiliki anak. Akan tetapi, beberapa pasangan yang menikah lebih dari setahun bahkan bertahun-tahun terkadang belum juga memiliki anak. Tentunya ikhtiar bagi pasutri ini haruslah dilakukan semaksimal mungkin diiringi doa dan yakin akan takdir Allah swt sebagai Sang Khalik yang menciptakan manusia dan memberikan rezeki kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya.
Organ reproduksi wanita sangatlah unik dan kokoh sehingga mampu mengandung bayi selama berbulan-bulan hingga lahir ke dunia, seperti halnya firman Allah swt dalam Alquran surat Al Mursalat ayat 21. Proses pembuahan yang terjadi dalam organ reproduksi wanita dimulai dari saat ovulasi (masa subur), saat sel telur (ovum) dilepaskan dari indung telur (ovarium) kemudian memasuki saluran telur (tuba fallopi) kiri atau kanau. Di saluran telur inilah terjadi pembuahan jika ada sperma yang datang untuk bertemu dengan sel telur.
Masa ovulasi pada wanita umumnya hanya terjadi sekali dalam sebulan dan satu sel telur dilepaskan saat ovulasi. Ovum ini berumur sekitar 24 jam, artinya jika tidak bertemu dengan sperma dalam 24 jam sel telur akan mati sehingga tidak terjadi pembuahan atau fertilisasi. Pembuahan juga bisa terjadi oleh penyebab lain, yaitu adanya masalah telur herupa sumbatan sehingga ovum tidak bisa melewati saluran telur, demikian juga sperma, sehingga tidak terjadi pembuahan.
Demikian pentingnya peran saluran telur atau tuba fallopi dalam proses pembuahan maka bagi pasutri yang kesulitan memiliki anak tentunya harus memastikan kondisi saluran telur sang istri. Dalam dunia medis terdapat pemeriksaan khusus untuk mengetahui kondisi saluran tuba fallopii yang disebut hysterosalpingography (HSG).
Hysterosalpingography (HSG) adalah suatu pemeriksaan radiologi menggunakan fluoroscopy dan media kontras (selang kateter dengan pemberian cairan kontras) untuk mengetahui kondisi rahim berikut saluran tuba fallopi kiri dan kanan. Pemeriksaan itu biasanya disarankan dilakukan bagi pasangan suami istri yang telah menikah lebih dari setahun tetapi belum juga memiliki anak, sedangkan kondisi suami normal atau tidak terdapat kelainan pada kuantitas dan kualitas sperma. Pemeriksaan HSG dilakukan pada hari ke-9-13 dari haid pertama di saat kondisi dinding rahim dalam keadaan tipis.
Sebelum melakukan HSG ada beberapa persiapan yang harus dilakukan.
- Pasien tidak melakukan hubungan suami istri sebelum melakukan HSG (3 hari sebelum pemeriksaan).
- HSG dilakukan di hari ke-9-13 dari hari haid pertama. Oleh karena itu, sebaiknya pasien mencatat secara teratur jadwal haid setiap bulan atau minimal 3 hari setelah selesai haid.
- Sebaiknya pasien telah menjalani pemeriksaan USG terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi rahim karena terkadang bisa terdapat tumor di dalam rahim yang menghalangi masuknya kateter HSG/selang kecil yang digunakan untuk pemeriksaan HSG sehingga pemeriksaan tidak dapat dilakukan.
- Saat hari pemeriksaan, pasien akan dijelaskan tentang prosedur tindakan dan dimintai persetujuan pelaksanaan tindakan atau inform consent.
Pemeriksaan HSG merupakan pemeriksaan radiologi khusus yang biasanya aman dilakukan. Akan tetapi, ada beberapa efek yang mungkin timbul saat pemeriksaan HSG, yang paling sering adalah rasa nyeri saat dimasukkan media kontras atau cairan melalui selang kecil. Efek ini hanya bersifat sementara dan dapat diatasi dengan pemberian obat penghilang nyeri/analgetik.
Risiko lain yang jarang terjadi adalah alergi terhadap media kontras (cairan) yang dimasukkan tersebut. Masalah ini juga dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan yang disediakan. Meskipun HSG adalah tindakan diagnostik, beberapa penelitian menunjukkan adanya peningkatan pasien yang hamil setelah menjalani pemeriksaan HSG.
Hal itu mungkin terjadi pada kasus-kasus sumbatan ringan sehingga tindakan HSG dengan cara memasukkan cairan kontras ternyata juga dapat membuka sumbatan ringan tadi. Kasus seperti ini cukup sering ditemukan di rumah sakit.
Dengan teknik khusus, setelah dilakukan HSG, kemudian pasien hamil. Dengan tindakan ini berharap semoga Allah swt mengabulkan ikhtiar bapak ibu pasutri dan menakdirkan diberikan keturunan yang baik seperti firman Allah swt di awal tulisan ini.