Keraton Yogyakarta Memiliki Nilai Sejarah yang Tinggi
CahayaPerdana.com - Kota Yogyakarta dikenal sebagai kota budaya. Tak heran, kota tersebut banyak dikunjungi wisatawan, baik yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri. Berbagai tempat wisata menarik dapat kita temukan di Sana. Salah satunya adalah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Tentu saja, kunjungan ke Keraton Yogyakarta ini merupakan perjalanan yang menyenangkan. Di sana, Anda bisa melihat secara langsung istana raja yang megah dan indah. Keraton Yogyakarta terletak di Jalan Rotowijayan Blok No 1, Panembahan, Kraton, Kota Yogykarta, Daerah Istimiwa Yogyakarta.
Untuk masuk ke sana, ada dua loket masuk. Pertama, melalui Tepas Kaprajuritan yang terletak di depan Alun-alun utara. Kedua, melalui Tepas Parwata. Tiket masuknya seharga Rp5.000. Kalau ingin mengambil gambar biayanya Rp2.000.
Bangsal (bangunan terbuka) Pagelaran merupakan tempat pertama yang dapat Anda kunjungi. Bangsal ini merupakan bangunan utama keraton. Bangunan ini dulu merupakan tempat abdi dalem menghadap Sri Sultan. Sekarang bangsal ini digunakan di antaranya sebagai tempat upacara adat keraton dan kegiatan pariwisata.
Berjalan ke sebelah barat dan timur Pagelaran, Anda akan melihat Bangsal Pengapit. Dulu bangsal ini digunakan para senopati perang, di antaranya untuk menerima perintah dari Sri Sultan. Sekarang, bangsal ini menjadi museum untuk tempat peragaan busana adat Keraton Yogyakarta.
Anda juga dapat melihat relief perjuangan Pangeran Mangkubumi (yang kemudian menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono I) pada pagar tembok sebelah kiri dan kanan halaman belakang Pagelaran. Sementara itu di sebelah kanan/barat terdapat relief perjuangan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sejak zaman penjajah Belanda hingga penyerahan kedaulatan.
Anda jika ber jalan ke sebelah selatan Pagelaran, di sana terdapat Kompleks Siti Hinggil. Siti Hinggil ini memiliki arti tanah yang tinggi. Siti Hinggil digunakan sebagai tempat penobatan Raja-raja Keraton Kasultanan Yogyakarta. Siti Hinggil juga menjadi tempat peresmian Universitas Gadjah Mada sebagai perguruan tinggi nasional pertama di Indonesia pada 19 Desember 1949.
Itu baru sebagian informasi dari keberadaan bangsal yang ada di sana, sebenarnya masih banyak lagi bangsal-bangsal lainnya seperti Bangsal Pengrawit, Bangsal Manguntur Tangkil, dan Bangsal Witono. Masing-masing bangsal memiliki fungsi yang berbeda-beda dan tentunya memiliki nilai sejarah yang tinggi.